Penulis: Prof. Dr. Siti Musdah Mulia M.A & Ira D. Aini
Pengantar: Drs. Hajriyanto Y. Thohari (Wakil Ketua MPR-RI)
Penerbit: Nuansa Cendekia
Tahun terbit: Cetakan I November 2013
Tebal: 196 Halaman.
Harga: Rp 49.000
Pesan langsung hubungi nuansa.market@gmail.com
Bahwa keadaan suatu bangsa bisa rusak akibat masalah eksternal itu memang terjadi. Tetapi bangsa dengan kualitas sumberdaya manusia yang tangguh akan tetap eksis karena faktor eksternal -- seperti modernisasi dan globalisasi--merupakan sunnatullah, atau dinamika alamiah yang pasti akan merambah setiap sendi kehidupan bangsa di seluruh dataran bumi ini. Atas dasar kesadaran untuk berlapang dada menyadari kelemahan itulah akan lebih penting manakala kita memilih jalan internalisasi, atau menyelesaikan masalah dari diri kita sendiri.
Prof. Dr Musdah Mulia, Cendekiawan terkemuka Indonesia bersama muridnya, Ira D. Aini, melalui buku ini berinisiatif melakukan terobosan untuk sebuah visi dan rumusan baru dalam upaya meningkatkan mutu karakter atau kepribadian generasi. Visi yang termaktub dalam buku ini adalah mengusahakan sebuah pola pikir/mindset dalam perbaikan sumberdaya manusia. Adapun rumusan yang ditetapkan ialah menggali nilai-nilai luhur dari budaya dan karakter bangsa di jalur kepancasilaan.
Sasaran perbaikan sumberdaya manusia tentu saja mengarah pada generasi muda, terutama untuk pendidikan anak SMP dan SMA. Tetapi pintu masuknya bukan langsung kepada mereka, melainkan melalui para tenaga pengajar. Jadi bisa disebut buku ini merupakan buku referensi guru untuk model pembelajaran karakter.
Penulisnya, dengan segenap pengalaman sebagai pengajar tidak semata merumuskan pandangan pembangunan karakter melalui visi hampa, melainkan juga menyertakan langkah-langkah konkret yang dibangun atas kenyataan yang terjadi di masyarakat, khususnya menyangkut persoalan dunia pendidikan.
Pada bagian awal kita diajak bertamasya sejarah untuk kembali mengenali nasionalisme, kebangsaan, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan penafsiran-penafsiran khusus tentang hakikat bangsa/negara Indonesia. Heroik dan membanggakan. Dilanjut bagian kedua, pancasila diingatkan kembali oleh penulis sebagai landasan yang baik, bukan hanya untuk urusan berpolitik, melainkan sebagai pilar pembangunan karakter manusia dengan spirit-spiritnya.
Pada bagian selanjutnya, kita akan menemukan banyak variasi atau perkembangan pemikiran penulis tentang bagaimana seharusnya diunia pendidikan ini bergerak maju di jalur pemberdayaan karakter manusia Indonesia. Tak lupa, Musdah Mulia yang selama ini dikenal sebagai pejuang emansipasi juga menyertakan prinsip-prinsip pembangunan karakter perempuan Indonesia yang hidup dalam era globalisasi.
Sejauh membandingkan dengan buku-buku lain, terasa buku ini lebih segar karena nilai keilmuanannya cukup matang. Kombinasi antara visi besar pembangunan karakter generasi bangsa dengan langkah praktis dalam pendidikan menjadi buku ini lebih hidup. Kalau buku-buku lain yang berbicara pendidikan karakter cenderung praktis (atau lebih tepatnya pragmatis) akibat miskin visi, maka buku ini mampu mengisi kelemahan buku pendoman para guru tersebut.
Sejalan dengan pencanangan kurikulum 2013 yang sarat muatan karakter, maka buku ini barangkali akan menjadi buku yang paling penting sebagai pengayaan referensi guru.
Selewat membaca buku ini, kita mendapatkan gairah untuk lebih berkepribadian dalam hidup berbangsa dan bernegara. []