Judul:
123 Ayat tentang Seni. Penulis: YAPI TAMBAYONG (Remy Sylado).Tebal 300Hlm.Rp
70.000. Penerbit: Nuansa Cendekia, (Anggota IKAPI). Terbit: Agustus 2012.
Layanan Pesan: nuansa.market@gmail.com
Merupakan karya utuh Yapi Tambayong( Remy Sylado). Sebuah
buku ilmiah tentang selukbeluk SASTRA, MUSIK, DRAMA, SENIRUPA dan FILM.
Disusun dengan estetika penulisan baru dalam
susunan ayat per-ayat, dan masing-masing bidang mendapatkan porsi 123 Ayat. “Do
Re Mi”, Yapi Tambayong menjabarkan secara sistematis dan bernas.
Luasnya
jangkauan pengetahuan sang penulis, ditopang kemahirannya meriset sumber-sumber
sejarah, filsafat, antropologi, teologi, agama dan budaya, menjadikan buku ini
sangat penting untuk dijadikan rujukan pengetahuan.
Sang
Maestro berhasil menyuguhkan pengetahuan yang asing menjadi dekat, yang sulit
menjadi mudah dan yang tadinya dianggap tak penting menjadi penting. Dengan menyadari setiap ayat dari isi buku
ini, kita akan mendapatkan kekayaan spiritual berupa prinsip-prinsip hidup yang
bersandar pada “ajaran kenabian”.
Itulah mengapa
buku ini mesti kita baca, agar kita sebagai orang Indonesia memiliki pola-pikir
yang maju sekaligus lebih beradab. Sangat
pas disebarluaskan sebagai “kado intelektual” untuk sahabat dan kerabat
Anda.[]
Untuk tahu bagian per bagian dari isi buku 123 Ayat tentang Seni, Anda bisa membaca dengan mengeklik
123
AYAT MUSIK: Menjabarkan dunia musik/nyanyi sebagai sains. Kemiskinan sumber
pengetahuan musik di negeri ini menjadikan masyarakat pecinta musik -- tak
terkecuali para musisi-- kekurangan sumber
pengetahuan tentangnya. Bersama bagian ini, kita akan kita mendapatkan kekayaan
pengetahuan musik secara tepat, ilmiah dan praktis.
123
AYAT SENIRUPA: Berisi pengetahuan
seni-rupa dunia dari masa ke masa. Bagian ini memberikan dua pengetahuan utama,
yaitu untuk memahami “apa itu seni-rupa” dan “bagaimana seharusnya kita
memahaminya”. Dari sekian cara pandang baru, Remy Sylado memberikan kesaksian
bahwa hasil kreasi seniman dunia bukan merupakan aset finansial semata,
melainkan sebagai sumber kekayaan spiritual umat manusia.
123 AYAT DRAMA: Bisa jadi masyarakat Indonesia
kurang akrab dengan bidang ini. Tetapi khasanah pengetahuan pada bagian drama
ini bisa menjadi paradigma untuk melihat “panggung dramatik” dari kehidupan
umat manusia dari masa ke masa. Selain itu, kita juga bisa menggunakan “123
Ayat Drama” sebagai cara menafsirkan aksi-aksi teaterikal di panggung hiburan
masa kini.
123
AYAT FILM. Kelanjutan era modern dari panggung drama ialah film. Sebagai
“panggung” modern teaterikal, film mendapat ulasan yang lebih detail. Selain
berisi wacana pengetahuan film-film yang mendapat tempat dalam sejarah sinema,
bagian ini juga memberikan pengetahuan detail perihal proses kreatif dan
produksi industri perfilman dunia dan juga Indonesia.[Faiz Manshur.Redaktur Nuansa Cendekia]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk berhubungan dengan redaksi silakan hubungi nuansa.cendekia@gmail.com. untuk layanan pembelian buku bisa hubungi nuansa.market@gmail.com